Tugas Observasi E-learning
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh:
Mariana Manullang (12-047)
Brenda Lassa M. S. (12-077)
Hillary Pakpahan (12-097)
Nirmay Afni Saragih (12-101)
Evasari Putri M. (12-119)
A.
Identitas
Sekolah
Nama Sekolah : SMP Santo Thomas 4 Medan
Alamat Sekolah :
Jalan S. Parman No 107 Medan
Uang Sekolah : Rp 500.000,00/bulan
Konsep e-learning : Power Point, Internet learning
B.
Uraian
Aktivitas Observasi
Hari Pelaksanaan : Selasa, 21 Mei 2013
Waktu Pelaksanaan : 09.00 WIB
Pembagian Tugas : Mariana sebagai Dokumentasi
Brenda sebagai Komunikator dan Pewawancara
Hillary sebagai Komunikator dan Pewawancara
Nirmay sebagai Notulen
Evasari sebagai Komunikator dan Perwawancara
Narasumber : Bapak Drs. Listera Surbakti
Siswa/siswi kelas 7 SMP
St. Thomas 4
C.
Laporan
Hasil Observasi
I.
Pendahuluan
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran atau Electronic learning disingkat E-learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi
logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan
manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning
juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja
menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Pembelajaran e-learning
membantu siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan teknologi. Seperti
yang disebutkan di atas, e-learning
telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan bahan
atau materi, peserta didik dengan dosen, guru, instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor
kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada.
Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan
panduan-panduan elektronik yang
dirancang oleh contents writer,
designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan
adanya e-learning para guru,dosen dan instruktur akan lebih mudah :
1.
Melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawab guru, dosen dan instruktur sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
mutakhir.
2.
Mengembangkan
diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya.
3.
Mengontrol
kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru untuk
berinteraksi secara langsung dengan murid telah
menghilang dari ruang-ruang e-learning
ini. Inilah yang menjadi kekurangan e-learning.
Sebagaimana asal kata dari e-learning
yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Empat model e-learning
menurut Som Naidu (2003), sebagai berikut :
1. Individualized Self Placed E-learning Online atau E-learning Online secara individual.
Pembelajaran
ini merujuk pada situasi dari seorang pembelajar yang secara individual
mengakses sumber belajar, seperti data base atau konten materi online melalui
internet atau intranet.
2. Individualized Self-Placed E-learning Offline atau E-learning Offline secara individual.
Pembelajaran
ini merujuk pada situasi dari seorang pembelajar yang secara individual
mengakses sumber belajar, seperti data base atau paket pembelajaran berbantuan
komputer secara offline, seperti belajar menggunakan CD atau DVD.
3. Group Based E-learning Synchronously atau E-learning berbasis kelompok secara serentak.
Pembelajaran ini
merujuk pada situasi dari sekelompok pelajar
yang belajar secara serentak (dalam waktu bersamaan) melalui internet. Kegiatan
ini meliputi konferensi berbasis teks, audio,
atau video.
4. Group Based E-learning Asynchronously atau E-learning berbasis kelompok secara tidak
serentak.
Pembelajaran ini
merujuk pada situasi dari sekelompok pembelajar yang belajar tidak pada waktu
yang bersamaan. Misalnya, diskusi online melalui mailing list atau konferensi
berbasis teks dengan sistem manajemen pembelajaran (learning managements systems).
Adapun alasan kami melaksanakan observasi mengenai e-learning dikarenakan pada zaman sekarang perkembangan teknologi
semakin pesat dan sangat berpengaruh terhadap pendidikan.
II.
Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian penggunaan e-learning pada SMP St. Thomas 4 adalah untuk mengetahui apakah SMP
St. Thomas 4 sudah menerapkan pembelajaran e-learning
dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mnegetahui apakah penerapan e-learning sudah efektif atau belum.
III. Landasan Teori
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
University of Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem
instruksi berbasis komputer (computer-assisted
instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai
berikut:
1. Tahun
1990 : Era CBT (Computer-Based
Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC
standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan
maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
2. Tahun
1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara
massal.
3. Tahun
1997 : LMS (Learning Management
System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di
dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat
diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak
serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu
dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang
dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry
CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999
sebagai Tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk
pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS
mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar.
Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan
format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Berdasar riset yang dilakukan oleh Richard Mayer di University of
California, Ruth Clark (2002), mengajukan
enam prinsip yang dapat dijadikan panduan untuk mengembangkan e-learning, yaitu :
1. Prinsip
Multimedia
Penggunaan grafik yang tepat sesuai dengan teks dan tujuan
pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran. Misalnya untuk menampilkan sebuah
proses penyebaran virus, lebih efektif
menggunakan animasi daripada grafik yang statis.
2. Prinsip
Hubungan
Penempatan teks harus berdekatan dengan grafik. Untuk teks yang
banyak, diatur sedemikian rupa sehingga antara teks dan grafik tidak terpisah
(misalnya menggunakan kombinasi scrolling
yang tepat). Penggunaan teks yang panjang sehingga ilustrasi jauh dibawahnya
akan menyulitkan penggunanya.
3. Prinsip Modalitas
Penggunaan audio dapat meningkatkan pembelajaran terutama
untuk menjelaskan suatu animasi atau visualisasi dari materi yang kompleks
dan tidak familiar.
4. Prinsip Redundansi
Penjelasan grafik melalui audio dan teks yang berlebihan
dapat merugikan pembelajaran. Misalnya suatu grafik cukup dilengkapi dengan
teks. Pemberian narasi bisa mengganggu kenyamanan pengguna saat mengamati
grafik tersebut.
5. Prinsip Koherensi
Penggunaan tampilan visual, text dan sound yang
tidak tepat dapat merugikan pembelajaran.
6. Prinsip Personalisasi
Penggunaan bahasa sehari-hari dan nara sumber lain dapat
meningkatkan pembelajaran. Misalnya suatu CD pembelajaran akan lebih menarik
jika digunakan bahasa keseharian dan diiringi dengan narasi dari nara sumber.
IV. Objek Penelitian
Objek
peneletian adalah guru, siswa/siswi, keadaan kelas VII SMP St Thomas 4
V. Jadwal Pelaksanaan
Hari : Selasa, 21 Mei 2013
Waktu : 09.00 WIB
VI. Pelaksanaan
Penelitian ini telah memiliki
kesepakatan sebelumnya kepada pihak SMP St. Thomas 4 sehingga pada tanggal 21
Mei 2013, pukul 09.00 WIB, peneliti mengunjungi SMP St. Thomas 4 untuk
melakukan penelitian. Sesampainya disana, peneliti bertemu dengan guru piket untuk
meminta izin bertemu dengan kepala sekolah. Setelah meminta izin dan di
perbolehkan bertemu akhirnya peneliti pergi ke ruang kepala sekolah.
Sesampainya di ruang kepala sekolah, peneliti memberikan surat pengantar dari
fakultas. Setelah surat
pengantar diterima, kami
diperbolehkan mengobservasi di dampingi oleh wakil kepala sekolah.
Hal
pertama yang kami lakukan adalah pergi ke ruang guru. Tujuan kami ke ruang guru
adalah untuk mewawancarai guru mengenai e-learning
yang telah dilaksanakan. Tetapi, karena bapak dan ibu guru sedang sibuk
mengentri nilai, kami mewawancarai Bapak
Surbakti
berkaitan dengan sudah sejauh mana penggunaan e-learning di SMP St. Thomas 4 Medan. Adapun pertanyaan
penelitian yang diajukan saat wawancara ialah berkaitan dengan :
v Bagi
Guru :
-
Proses belajar e-learning yang dilakukan di sekolah
-
Fasilitas apa saja yang digunakan guna
mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar menggunakan e-learning
-
Sudah sejauh mana pembelajaran
e-learning dapat memenuhi sasaran pembelajaran
-
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi
-
Pelatihan yang dilakukan pihak sekolah
dalam pembelajaran e-learning
v Bagi
Siswa :
-
Pendapat siswa mengenai proses
pembelajaran e-learning
-
Proses e-learning seperti apa yang dilakukan
-
Sarana apa saja yang disiapkan oleh
pihak sekolah
-
Kesulitan apa saja yang dihadapi
Setelah
melakukan wawancara kepada guru, kami mengobservasi ke dalam ruang kelas. Di
ruang kelas peneliti mengobservasi kegiatan belajar mengajar, fasilitas apa
saja yang ada di dalam kelas, keadaan kelas. Setelah itu, peneliti mewawancarai beberapa siswa mengenai
e-learning.
VII. Laporan Penelitian
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan di SMP St.
Thomas 4 Medan terdapat beberapa hasil
yang kami peroleh :
1.
SMP St. Thomas 4 Medan menggunakan jenis
e-learning yang dilakukan secara individu. Hal ini meliputi online dan offline e-learning. Secara online,
siswa/siswi diberikan tugas mengenai suatu hal dalam mata pelajaran yang sedang
di bahas dan siswa/siswi boleh mencari jawaban-jawaban atas tugas tersebut
melalui internet. Secara offline, di
dalam kelas diadakan prsentasi oleh siswa/siswi tetapi tidak terus menerus
dilakukan.
2.
Penggunaan e-learning di SMP St. Thomas 4 berjalan dengan efektif. Terdapat hubungan timbal balik antara guru dengan murid, sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik. Fasilitas yang di berikan oleh pihak sekolah juga
sangat memadai, diantaranya adalah laptop,
proyektor, DVD-player, Televisi, AC,
kipas angin, White Board
serta jaringan internet Speedy Telkomsel yang bisa digunakan
oleh setiap siswa.
Penggunaan internet ini juga cukup aman bagi murid, kerena
memiliki sensor ketika siswa membukan situs-situs yang tidak benar.
3.
Guru dan murid setuju dengan konsep e-learning yang digunakan. Karena
menurut murid, mereka lebih mudah, cepat dalam proses penerimaan informasi.
Murid merasa penggunaan e-learning sangat membantu dalam menyelesaikan tugas
dimana mereka diperbolehkan mencari informasi mengenai tugas-tugas melalui internet.
Guru juga lebih mudah dalam mengajar, tidak terlalu lelah untuk menulis di
papan tulis. E-learning dapat
menghemat waktu, tenaga baik untuk guru ataupun murid.
4.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
guru dan siswa
ü Guru :
- Sebagian guru SMP St. Thomas 4 kurang mengeri
bagaimana mengoperasikan ini
deikarenakan oleh kurangnya kegiatan pelatihan yang dilakukan pihak sekolah
terhadap staf pengajar.
- Keterbatasan alat yang mendukung proses e-learnig itu
sendiri. Sebaian guru tidak memiliki laptop sehingga hal ini menyulitkan mereka
dalam mencari bahan materi pelajaran.
ü Murid:
- Terhambatnya jaringan internet wifi
- Manajemen kelas yang kurang, terutama sehabis
pelajaran olahraga
VIII.
Evaluasi
Pelaksanaan
1.
Sebelum
melakukan observasi, kelompok pergi ke beberapa sekolah yang sudah direncanakan
untuk menanyakan persyaratan melakukan observasi. Kemudian dari hasil yang
telah diperoleh, kelompok memutuskan untuk melakukan observasidi SMP St. Thomas
4 dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah SM St.
Thomas 4, yang kemudian hal ini dapad dipenuhi kelompok dengan waktu yang
singkat.
2.
Kegiatan observasi dilaksanakan pada pagi hari
saat dan sebelum waktu istirahat. Sebelum waktu istirahat kelompok mewawancarai
guru, kemudian menjelang waktu istirahat kelompok masuk ke kelas untuk
mengobservasi sistem pembelajaran e-learning, dilanjutkan dengan mewawancarai
beberapa murid.
3.
Pertanyaan
yang diberikan kepada narasumber, sebelumnya sudah didiskusikan oleh kelompok
sesuai dengan sasaran dantujuan observasi yang berkaitan dengan mata kuliah
Psikologi Pendidikan.
4.
Kegiatan
observasi berjalan dengan baik. Terjalin komunikasi yang baik dan mengandung
hal positif dari pihak sekolah dan kelompok.
5.
Kelompok
melakukan sesi foto dengan beberapa murid dan staf pengajar.
6.
Data
yang diperoleh sudah cukup memenuhi sasaran dan tujuan observasi.
D. Rangkuman
Hasil Observasi
v
Rangkuman menurut kelompok
ü
Proses
pembelajaran e-learning adalah proses
pembelajaran melalui media elektronik
yang berperan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran serta penyampaian
informasi.
ü
Kelompok
melakukan observasi sistem pembelajaran e-learning pada salah satu sekolah
menengah pertama di kota Medan, yaitu SMP St. Thomas 4. Dimana kami mengambil
sampel dari beberapa murid, guru dan kepala sekolah.Kegiatan observasi
dilakukan pada hari Selasa, 21 Mei 2013 pukul 09.00 pagi.
ü
Pelaksaan
e-learing sudah mencakup beberapa
prinsip (Ruth Clark, 2009), seperti prinsip modalitas, prinsip multimedia,
prinsip personalisasi dan keherensi.
ü
Kegiatan
observasi berjalan dengan lancar. Kelompok melakukan kegiatan observasi dengan
mewawancarai beberapa guru, murid dan kepala sekolah.
ü
Kegiatan
e-learning SMP St. Thomas 4
menggunakan model pembelajaran Individualized Self Placed E-learning Online (Som Naidu, 2003)
ü
Hasil
yang keolpok dapatkan setelah melakukan kegiatan observasi adalah bahwa SPM St.
Thomas 4 sudah melakukan sistem pembelajaran dengan baik. Manfaat dari sistem
pembelajaran ini sudah dirasakan oleh guru dan murid. Berikut manfaat yang
dirasakan guru dan murid:
Guru:
1.
Memudahkan
penyampaian informasi tanpa harus menulis di white board.
2.
Membantu
guru dalam memecahkan permasalahan ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan
materi pembelajaran
3.
Menyampaikan
sistem pembelajaran yang variatif. Contoh: dengan menggunakan DVD player.
Murid:
1.
Mempermudah
proses belajar.
2.
Menambah
wawasan serta pengetahuan murid mengenai materi pembelajaran.
3.
Menambah
pengetahuan murid dalam menggunakan sarana elektronik.
4.
Menimbulkan
motivasi belajar murid.
ü
Selain
dari manfaat yang diberikan oleh sistem pembelajaran ini, pada guru dan murid
juga mengalami hambatan dalam melaksanakannya,
yaitu: jaringan internet yang kerap macet,
ketidakmampuan guru dalam mengikuti era globalisasi untuk menggunakan internet
dan ketidakfungsian beberapa sarana dan prasarana yang meninjau kegiatan ini.
ü
Motivasi
dan antusias guru dan murid terlihat selama sistem pembelajaran e-learning.
ü
Pada
intinya kelompok menyimpulkan bahwa pengoperasian sistem pembelajaran e-learning
di SMP St. Thomas 4 sudah dilaksanakan cukup baik dan bermanfaat. Hanya saja
ada beberapa hal yang perlu ditambah, seperti perbaikan jaringan internet,
pelatihan para staf pengajar dan kualitas dari sarana dan prasarana
pembelajaran e-learning.
v
Rangkuman Pribadi
E. Testimoni
tentang Perencanaan dan Proses Observasi
v
Mariana Manullang (12-047)
ü
Sangat
senang bisa melaksanakan observasi menganai e-learning.
Melihat bagaimana proses belajar mengajar menggunakan e-learning menyadarkan bahwa kemajuan teknologi akan sangat berperan
besar dalam dunia
pendidikan. Dalam observasi ini saya bisa menggunakan ilmu-ilmu yang sebelumnya
sudah saya dapat dalam mata kuliah ini. Seperti manajemen kelas, motivasi, dll.
Saya sangat bersyukur boleh melaksanakan tugas observasi dengan baik.
ü
Mengenai
perencanaan proses observasi, saya merasa sangat beruntung, dimana saya masih
diberikan kesempatan untuk merencanakan observasi. Membutuhkan waktu yang
panjang untuk menentukan sekolah mana yang akan kami observasi. Karena tidak
semua sekolah menggunakan konsep e-learning.
Ada beberapa sekolah pada awalnya yang menjadi pilihan, tetapi pada akhirnya
karena beberapa alasan kami memilih SMP St. Thomas 4. Setelah itu, kami
mengunjungi SMP St. Thomas 4 untuk bertannya apakah kami boleh menggunakan
sekolah sebagai objek penelitian. Dan pada akhirnya, kami mendapatkan
persetujuan.
v
Brenda Lassa M. S. (12-077)
ü
Pelaksanaan
observasi pada SMP St. Thomas 4 berjalan cukup baik, dimana guru dan juga siswa
bersifak kooperatif ketika ditanyai
pendapat ataupun data-data mengenai sekolah, pihak sekolah juga tidak berusaha
menutup-nutupi hal –hal yang berkaitan dengan sekolah, baik hal yang buruk
sekalipun. Sehingga data yang diperoleh cukup akurat.
ü
Pelaksanaan
sistem pembelajaran e-learning pada
SMP St. Thomas 4 sudah dapat dikatakan cukup baik, siswa juga semakin paham setelah
kami menjelaskan apa itu e-learning.
Bayak yang berpersepsi bahwa e-learning sebatas
pada penggunaan internet, padahal
pada dasarnya e-learning adalah electronic
learning dimana bukan hanya menitik beratkan pada internet, tetapi lebih
menekankan pada penggunaan elektronik
itu sendiri. Peralatan elektronik
yang digunakan juga cukup memadai, dimana terdapat infocus, televisi, DVD
player. Walaupun ada beberapa alat yang mengalami kerusakan, tetapi
peralatan yang ada sudah cukup mendukung pelaksanaan e-learning sendiri.
ü
Manajemen
kelas juga sudah cukup baik. Terdapat AC
dan kipas angin pada setiap kelas. Namun dari keterangan siswa, terkadang AC pada ruang kelas kurang berfungsi
secara maksimal, terlebih seusai mata pelajaran olahraga.
ü
Dari
pengamatan yang kami lihat, para guru di SMP St. Thomas 4 juga sudah
menggunakan peralatan yang mendukung e-learning.
Misalnya laptop dan WiFi, walaupun
masih ada terdapat beberapa kendala antara lain kurangnya pengetahuan guru dan
kurangnya pelatihan.
ü
Siswa-siswi
sendiri sudah menyadari manfaat e-learning
bagi proses pembelajaran mereka. Antara lain hal ini mempermudah mereka
memperoleh informasi dan semakin paham akan kemajuan IT di dunia pendidikan.
v
Hillary Pakpahan (12-097)
ü
menurut
saya, SMP St. Thomas 4 dalam hal pembelajaran menggunakan e-learning sudah lumayan bagus. Didukung oleh fasilitas yang sudah
hampir memadai dan didukung oleh guru-guru yang sudah kompeten di bidangnya.
ü
Perencanaan
proses observasi, dimana pada awalnya sebelum melakukan observasi kami sudah
merencanakannya dengan baik. Diantaranya alat-alat observasi yang sudah
dipersiapkan dan perencanaan dalam hal wawancara dan pengamatan yang sudah
diatur dengan baik.
ü
Dalam melakukan observasi ini saya
sungguh senang, dimana saya dapat mengaplikasikan langsung pelajaran atau
materi yang sudah saya pelajari terlebih dahulu dikelas Pendidikan.
ü
Dlam melakukan observasi kami sudah
bagus dalam melakukannya dimana kami bertanya kepada siswa/siswi dan kami
memperhatikan para siswa dalam proses pengajaran dalam melakukan proses belajar
e-learning dan kami bertanya apa saja
hambatan dalam melakukan proses pembelajaran tersebut.
v
Nirmay Afni Saragih (12-101)
ü
Proses
observasi berjalan dengan baik sesuai rencana yang telah dirancang sebelumnya.
Saya sangat menikmati proses observasi karena pihak sekolah (kepala sekolah,
guru dan siswa) sangat berantusias dalam proses wawancara yang kami lakukan
sehabis observasi di salah satu kelas, tepatnya kelas VII SMP St. Thomas 4. Begitu juga dengan teman-teman sekelompok saya
sangat bersemangat delam melakukan observasi.
ü
Selama
proses observasi kami memperhatikan setiap siswa yang sedang belajar dengan
metode e-learning. Setelah itu kami
bertanya kepada siswa bagaimana motivasi mereka dalam proses pembelajaran e-learning tersebut. Disamping hal itu
kami juga betanya hal-hal apa saja yang sering menjadi penghambat proses pembelajaran e-learning tersebut.
ü
Perencanaan
proses observasi sudah kami persiapkan jauh hari sebelum hari observasi. Banyak
kendala yang kami hadapi dalam mencari sekolah yang menggunakan proses belajar e-learning. Salah satunya adalah
menemukan sekolah yang cocok dengan tujuan observasi kami. Tinjauan observasi
ke beberapa sekolah sudah dilakukan dengan berbagai macam penolakan. sampai
akhirnya kami memutuskan untuk melakukan observasi di SMP St. Thomas 4 tanpa
penolakan. Surat permohonan izin adalah syarat
awal untuk kami boleh melakkukkan observasi. Kemudian kami melakukan diskusi
untuk hal-hal yang diperlukan untuk
kegiatan ini. Demikian juga dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat, baik
untuk guru, kepala sekolah dan siswa.
ü
Selanjutnya
kami membagi tugas antar anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas
masing-masing selama melakukan observasi. Dan pada akhirnya, kegiatan observasi
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah kami susun
sebelumnya.
v
Evasari Putri M. (12-119)
ü
Melakukan
kegiatan observasi bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa baru. Hal ini menjadi
sebuat tantangan sekaligus pengalaman dalam mengikuti materi perkuliahan.
Sangat disenangkan sekali kami dapat melakukan hal ini dengan baik dengan hasil
yang baik pula. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam melakukan observasi. Maka
dari itu, sebelumnya kami melakukan pembagian tugas namun tetap mengarah pada
satu tujuan, yaitu proses pembelajaran e-learning.
ü
Kegiatan
ini sangat penting bagi mahasiswa baru dalam memasuki dunia psikologi
selanjutnya. Hal ini saya anggap sebagai perkenalan dengan dunia psikologi
pendidikan yang nyata karena saya dapat mempraktekannya secara langsung. Salah
satu hal menarik pada saat kami memperkenalkan diri sebagai mahasiswi psikologi
di depan kelas adalah, seisi kelas merespon dengan kata “waaw” hal yang membuat
saya kekeh sekaligus bangga. Demikian
halnya juga dengan respon staf pengajar yang surprised akan identitas kami.
ü
Perencanaan
observasi oleh kelompok dirancang sebelum melakukan observasi. Pertanyaan yang
diberikan bertujuan untuk memenuhi sasaran dan tujuan dari kegiatan observasi
ini sendiri. Guru dan murid bersifat responsive
terhadap pertanyaan yang kami ajukan,
sehingga informasi yang kami terima lebih dari yang kami harapkan.