Jumat, 07 Juni 2013

Hasil observasi



Tugas Observasi E-learning
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh:
Mariana Manullang              (12-047)
Brenda Lassa M. S.               (12-077)
Hillary Pakpahan                  (12-097)
Nirmay Afni Saragih            (12-101)
Evasari Putri M.                    (12-119)

A.       Identitas Sekolah
Nama Sekolah                 : SMP Santo Thomas 4 Medan
Alamat Sekolah               : Jalan S. Parman No 107 Medan
Uang Sekolah                  : Rp 500.000,00/bulan
Konsep e-learning            : Power Point, Internet learning

B.        Uraian Aktivitas Observasi
Hari Pelaksanaan             : Selasa, 21 Mei 2013
Waktu Pelaksanaan         : 09.00 WIB
Pembagian Tugas :  Mariana sebagai Dokumentasi
                                            Brenda sebagai Komunikator dan Pewawancara
                                            Hillary sebagai Komunikator dan Pewawancara
                                            Nirmay sebagai Notulen
                                            Evasari sebagai Komunikator dan Perwawancara
Narasumber                     : Bapak Drs. Listera Surbakti
                                                  Siswa/siswi kelas 7 SMP St. Thomas 4

C.       Laporan Hasil Observasi

I.    Pendahuluan
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran atau Electronic learning disingkat E-learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Pembelajaran e-learning membantu siswa dalam menghadapi perubahan zaman dan teknologi. Seperti yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi, peserta didik dengan dosen, guru, instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh contents writer, designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru,dosen dan instruktur akan lebih mudah :
1.               Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawab guru, dosen dan instruktur sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir.
2.               Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya.
3.               Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru untuk berinteraksi secara langsung dengan murid telah menghilang dari ruang-ruang e-learning ini. Inilah yang menjadi kekurangan e-learning. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Empat model e-learning menurut Som Naidu (2003), sebagai berikut :
1.   Individualized Self Placed E-learning Online atau E-learning Online secara individual.
Pembelajaran ini  merujuk pada situasi dari seorang pembelajar yang secara individual mengakses sumber belajar, seperti data base atau konten materi online melalui internet atau intranet.
2.   Individualized Self-Placed E-learning Offline atau E-learning Offline secara individual.
Pembelajaran ini  merujuk pada situasi dari seorang pembelajar yang secara individual mengakses sumber belajar, seperti data base atau paket pembelajaran berbantuan komputer secara offline, seperti belajar menggunakan CD atau DVD.
3.   Group Based E-learning Synchronously atau E-learning berbasis kelompok secara serentak.
Pembelajaran ini merujuk pada situasi dari sekelompok pelajar yang belajar secara serentak (dalam waktu bersamaan) melalui internet. Kegiatan ini meliputi konferensi berbasis teks, audio, atau video.
4.   Group Based E-learning Asynchronously atau E-learning berbasis kelompok secara tidak serentak.
Pembelajaran ini merujuk pada situasi dari sekelompok pembelajar yang belajar tidak pada waktu yang bersamaan. Misalnya, diskusi online melalui mailing list atau konferensi berbasis teks dengan sistem manajemen pembelajaran (learning managements systems).
Adapun alasan kami melaksanakan observasi mengenai e-learning dikarenakan pada zaman sekarang perkembangan teknologi semakin pesat dan sangat berpengaruh terhadap pendidikan.

II.       Tujuan
Tujuan dari dilakukannya penelitian penggunaan e-learning pada SMP St. Thomas 4 adalah untuk mengetahui apakah SMP St. Thomas 4 sudah menerapkan pembelajaran e-learning dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mnegetahui apakah penerapan e-learning sudah efektif atau belum.

III.    Landasan Teori
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh University of Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai Tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Berdasar riset yang dilakukan oleh Richard Mayer di University of California, Ruth Clark (2002), mengajukan enam prinsip yang dapat dijadikan panduan untuk mengembangkan e-learning, yaitu :
1.      Prinsip Multimedia
Penggunaan grafik yang tepat sesuai dengan teks dan tujuan pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran. Misalnya untuk menampilkan sebuah proses penyebaran virus, lebih efektif menggunakan animasi daripada grafik yang statis.
2.      Prinsip Hubungan
Penempatan teks harus berdekatan dengan grafik. Untuk teks yang banyak, diatur sedemikian rupa sehingga antara teks dan grafik tidak terpisah (misalnya menggunakan kombinasi scrolling yang tepat). Penggunaan teks yang panjang sehingga ilustrasi jauh dibawahnya akan menyulitkan penggunanya.
3.      Prinsip Modalitas
Penggunaan audio dapat meningkatkan pembelajaran terutama untuk menjelaskan suatu animasi atau visualisasi dari materi yang kompleks dan  tidak familiar.
4.      Prinsip Redundansi
Penjelasan grafik melalui audio dan teks yang berlebihan dapat merugikan pembelajaran. Misalnya suatu grafik cukup dilengkapi dengan teks. Pemberian narasi bisa mengganggu kenyamanan pengguna saat mengamati grafik tersebut.
5.      Prinsip Koherensi
Penggunaan tampilan visual, text dan sound yang tidak tepat dapat merugikan pembelajaran.
6.      Prinsip Personalisasi
Penggunaan bahasa sehari-hari dan nara sumber lain dapat meningkatkan pembelajaran. Misalnya suatu CD pembelajaran akan lebih menarik jika digunakan bahasa keseharian dan diiringi dengan narasi dari nara sumber. 

IV.       Objek Penelitian
Objek peneletian adalah guru, siswa/siswi, keadaan kelas VII SMP St Thomas 4

V.    Jadwal Pelaksanaan
Hari           : Selasa, 21 Mei 2013
Waktu       : 09.00 WIB

VI. Pelaksanaan
Penelitian ini telah memiliki kesepakatan sebelumnya kepada pihak SMP St. Thomas 4 sehingga pada tanggal 21 Mei 2013, pukul 09.00 WIB, peneliti mengunjungi SMP St. Thomas 4 untuk melakukan penelitian. Sesampainya disana, peneliti bertemu dengan guru piket untuk meminta izin bertemu dengan kepala sekolah. Setelah meminta izin dan di perbolehkan bertemu akhirnya peneliti pergi ke ruang kepala sekolah. Sesampainya di ruang kepala sekolah, peneliti memberikan surat pengantar dari fakultas. Setelah surat pengantar diterima, kami diperbolehkan mengobservasi di dampingi oleh wakil kepala sekolah.
Hal pertama yang kami lakukan adalah pergi ke ruang guru. Tujuan kami ke ruang guru adalah untuk mewawancarai guru mengenai e-learning yang telah dilaksanakan. Tetapi, karena bapak dan ibu guru sedang sibuk mengentri nilai, kami mewawancarai Bapak Surbakti berkaitan dengan sudah sejauh mana penggunaan e-learning di SMP St. Thomas 4 Medan. Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan saat wawancara ialah berkaitan dengan :
v  Bagi Guru :
-          Proses belajar e-learning yang dilakukan di sekolah
-          Fasilitas apa saja yang digunakan guna mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar menggunakan e-learning
-          Sudah sejauh mana pembelajaran e-learning dapat memenuhi sasaran pembelajaran
-          Kesulitan-kesulitan yang dihadapi
-          Pelatihan yang dilakukan pihak sekolah dalam pembelajaran e-learning
v  Bagi Siswa :
-          Pendapat siswa mengenai proses pembelajaran e-learning
-          Proses e-learning seperti apa yang dilakukan
-          Sarana apa saja yang disiapkan oleh pihak sekolah
-          Kesulitan apa saja yang dihadapi
Setelah melakukan wawancara kepada guru, kami mengobservasi ke dalam ruang kelas. Di ruang kelas peneliti mengobservasi kegiatan belajar mengajar, fasilitas apa saja yang ada di dalam kelas, keadaan kelas. Setelah itu,  peneliti mewawancarai beberapa siswa mengenai e-learning.

VII. Laporan Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan di SMP St. Thomas  4 Medan terdapat beberapa hasil yang kami peroleh :
1.         SMP St. Thomas 4 Medan menggunakan jenis e-learning yang dilakukan secara individu. Hal ini meliputi online dan offline e-learning. Secara online, siswa/siswi diberikan tugas mengenai suatu hal dalam mata pelajaran yang sedang di bahas dan siswa/siswi boleh mencari jawaban-jawaban atas tugas tersebut melalui internet. Secara offline, di dalam kelas diadakan prsentasi oleh siswa/siswi tetapi tidak terus menerus dilakukan.
2.         Penggunaan e-learning di SMP St. Thomas 4 berjalan dengan efektif. Terdapat  hubungan timbal balik antara guru dengan murid, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Fasilitas yang di berikan oleh pihak sekolah juga sangat memadai, diantaranya adalah laptop, proyektor, DVD-player, Televisi, AC, kipas angin, White Board serta jaringan internet Speedy Telkomsel yang bisa digunakan oleh setiap siswa. Penggunaan internet ini juga cukup aman bagi murid, kerena memiliki sensor ketika siswa membukan situs-situs yang tidak benar.
3.         Guru dan murid setuju dengan konsep e-learning yang digunakan. Karena menurut murid, mereka lebih mudah, cepat dalam proses penerimaan informasi. Murid merasa penggunaan e-learning sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dimana mereka diperbolehkan mencari informasi mengenai tugas-tugas melalui internet. Guru juga lebih mudah dalam mengajar, tidak terlalu lelah untuk menulis di papan tulis. E-learning dapat menghemat waktu, tenaga baik untuk guru ataupun murid.
4.         Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan siswa
ü  Guru :
-    Sebagian guru SMP St. Thomas 4 kurang mengeri bagaimana mengoperasikan  ini deikarenakan oleh kurangnya kegiatan pelatihan yang dilakukan pihak sekolah terhadap staf pengajar.
-    Keterbatasan alat yang mendukung proses e-learnig itu sendiri. Sebaian guru tidak memiliki laptop sehingga hal ini menyulitkan mereka dalam mencari bahan materi pelajaran.
ü  Murid:
-    Terhambatnya jaringan internet wifi
-    Manajemen kelas yang kurang, terutama sehabis pelajaran olahraga
VIII.   Evaluasi
     Pelaksanaan
1.      Sebelum melakukan observasi, kelompok pergi ke beberapa sekolah yang sudah direncanakan untuk menanyakan persyaratan melakukan observasi. Kemudian dari hasil yang telah diperoleh, kelompok memutuskan untuk melakukan observasidi SMP St. Thomas 4 dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh kepala sekolah SM St. Thomas 4, yang kemudian hal ini dapad dipenuhi kelompok dengan waktu yang singkat.
2.       Kegiatan observasi dilaksanakan pada pagi hari saat dan sebelum waktu istirahat. Sebelum waktu istirahat kelompok mewawancarai guru, kemudian menjelang waktu istirahat kelompok masuk ke kelas untuk mengobservasi sistem pembelajaran e-learning, dilanjutkan dengan mewawancarai beberapa murid.
3.      Pertanyaan yang diberikan kepada narasumber, sebelumnya sudah didiskusikan oleh kelompok sesuai dengan sasaran dantujuan observasi yang berkaitan dengan mata kuliah Psikologi Pendidikan.
4.      Kegiatan observasi berjalan dengan baik. Terjalin komunikasi yang baik dan mengandung hal positif dari pihak sekolah dan kelompok.
5.      Kelompok melakukan sesi foto dengan beberapa murid dan staf pengajar.
6.      Data yang diperoleh sudah cukup memenuhi sasaran dan tujuan observasi.


D.    Rangkuman Hasil Observasi
v  Rangkuman menurut kelompok
ü  Proses pembelajaran e-learning adalah proses pembelajaran melalui media  elektronik yang berperan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran serta penyampaian informasi.
ü  Kelompok melakukan observasi sistem pembelajaran e-learning pada salah satu sekolah menengah pertama di kota Medan, yaitu SMP St. Thomas 4. Dimana kami mengambil sampel dari beberapa murid, guru dan kepala sekolah.Kegiatan observasi dilakukan pada hari Selasa, 21 Mei 2013 pukul 09.00 pagi.
ü  Pelaksaan e-learing sudah mencakup beberapa prinsip (Ruth Clark, 2009), seperti prinsip modalitas, prinsip multimedia, prinsip personalisasi dan keherensi.
ü  Kegiatan observasi berjalan dengan lancar. Kelompok melakukan kegiatan observasi dengan mewawancarai beberapa guru, murid dan kepala sekolah.
ü  Kegiatan e-learning SMP St. Thomas 4 menggunakan model pembelajaran  Individualized Self Placed E-learning Online (Som Naidu, 2003)
ü  Hasil yang keolpok dapatkan setelah melakukan kegiatan observasi adalah bahwa SPM St. Thomas 4 sudah melakukan sistem pembelajaran dengan baik. Manfaat dari sistem pembelajaran ini sudah dirasakan oleh guru dan murid. Berikut manfaat yang dirasakan guru dan murid:
Guru:
1.      Memudahkan penyampaian informasi tanpa harus menulis di white board.
2.      Membantu guru dalam memecahkan permasalahan ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran
3.      Menyampaikan sistem pembelajaran yang variatif. Contoh: dengan menggunakan DVD player.
Murid:
1.      Mempermudah proses belajar.
2.      Menambah wawasan serta pengetahuan murid mengenai materi pembelajaran.
3.      Menambah pengetahuan murid dalam menggunakan sarana elektronik.
4.      Menimbulkan motivasi belajar murid.
ü  Selain dari manfaat yang diberikan oleh sistem pembelajaran ini, pada guru dan murid juga mengalami hambatan dalam melaksanakannya,  yaitu: jaringan internet yang kerap macet, ketidakmampuan guru dalam mengikuti era globalisasi untuk menggunakan internet dan ketidakfungsian beberapa sarana dan prasarana yang meninjau kegiatan ini.
ü  Motivasi dan antusias guru dan murid terlihat selama sistem pembelajaran e-learning.
ü  Pada intinya kelompok menyimpulkan bahwa pengoperasian sistem pembelajaran e-learning di SMP St. Thomas 4 sudah dilaksanakan cukup baik dan bermanfaat. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu ditambah, seperti perbaikan jaringan internet, pelatihan para staf pengajar dan kualitas dari sarana dan prasarana pembelajaran e-learning.

v  Rangkuman Pribadi

E.     Testimoni tentang Perencanaan dan Proses Observasi
v  Mariana Manullang (12-047)
ü  Sangat senang bisa melaksanakan observasi menganai e-learning. Melihat bagaimana proses belajar mengajar menggunakan e-learning menyadarkan bahwa kemajuan teknologi akan sangat berperan besar dalam dunia pendidikan. Dalam observasi ini saya bisa menggunakan ilmu-ilmu yang sebelumnya sudah saya dapat dalam mata kuliah ini. Seperti manajemen kelas, motivasi, dll. Saya sangat bersyukur boleh melaksanakan tugas observasi dengan baik.
ü  Mengenai perencanaan proses observasi, saya merasa sangat beruntung, dimana saya masih diberikan kesempatan untuk merencanakan observasi. Membutuhkan waktu yang panjang untuk menentukan sekolah mana yang akan kami observasi. Karena tidak semua sekolah menggunakan konsep e-learning. Ada beberapa sekolah pada awalnya yang menjadi pilihan, tetapi pada akhirnya karena beberapa alasan kami memilih SMP St. Thomas 4. Setelah itu, kami mengunjungi SMP St. Thomas 4 untuk bertannya apakah kami boleh menggunakan sekolah sebagai objek penelitian. Dan pada akhirnya, kami mendapatkan persetujuan.
v  Brenda Lassa M. S. (12-077)
ü  Pelaksanaan observasi pada SMP St. Thomas 4 berjalan cukup baik, dimana guru dan juga siswa bersifak kooperatif ketika ditanyai pendapat ataupun data-data mengenai sekolah, pihak sekolah juga tidak berusaha menutup-nutupi hal –hal yang berkaitan dengan sekolah, baik hal yang buruk sekalipun. Sehingga data yang diperoleh cukup akurat.
ü  Pelaksanaan sistem pembelajaran e-learning pada SMP St. Thomas 4 sudah dapat dikatakan cukup baik, siswa juga semakin paham setelah kami menjelaskan apa itu e-learning. Bayak yang berpersepsi bahwa e-learning sebatas pada penggunaan internet, padahal pada dasarnya e-learning adalah electronic learning dimana bukan hanya menitik beratkan pada internet, tetapi lebih menekankan pada penggunaan elektronik itu sendiri. Peralatan elektronik yang digunakan juga cukup memadai, dimana terdapat infocus, televisi, DVD player. Walaupun ada beberapa alat yang mengalami kerusakan, tetapi peralatan yang ada sudah cukup mendukung pelaksanaan e-learning sendiri.
ü  Manajemen kelas juga sudah cukup baik. Terdapat AC dan kipas angin pada setiap kelas. Namun dari keterangan siswa, terkadang AC pada ruang kelas kurang berfungsi secara maksimal, terlebih seusai mata pelajaran olahraga.
ü  Dari pengamatan yang kami lihat, para guru di SMP St. Thomas 4 juga sudah menggunakan peralatan yang mendukung e-learning. Misalnya laptop dan WiFi, walaupun masih ada terdapat beberapa kendala antara lain kurangnya pengetahuan guru dan kurangnya pelatihan.
ü  Siswa-siswi sendiri sudah menyadari manfaat e-learning bagi proses pembelajaran mereka. Antara lain hal ini mempermudah mereka memperoleh informasi dan semakin paham akan kemajuan IT di dunia pendidikan.
v  Hillary Pakpahan (12-097)
ü  menurut saya, SMP St. Thomas 4 dalam hal pembelajaran menggunakan e-learning sudah lumayan bagus. Didukung oleh fasilitas yang sudah hampir memadai dan didukung oleh guru-guru yang sudah kompeten di bidangnya.
ü  Perencanaan proses observasi, dimana pada awalnya sebelum melakukan observasi kami sudah merencanakannya dengan baik. Diantaranya alat-alat observasi yang sudah dipersiapkan dan perencanaan dalam hal wawancara dan pengamatan yang sudah diatur dengan baik.
ü  Dalam melakukan observasi ini saya sungguh senang, dimana saya dapat mengaplikasikan langsung pelajaran atau materi yang sudah saya pelajari terlebih dahulu dikelas Pendidikan.
ü  Dlam melakukan observasi kami sudah bagus dalam melakukannya dimana kami bertanya kepada siswa/siswi dan kami memperhatikan para siswa dalam proses pengajaran dalam melakukan proses belajar e-learning dan kami bertanya apa saja hambatan dalam melakukan proses pembelajaran tersebut.

v  Nirmay Afni Saragih (12-101)
ü  Proses observasi berjalan dengan baik sesuai rencana yang telah dirancang sebelumnya. Saya sangat menikmati proses observasi karena pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan siswa) sangat berantusias dalam proses wawancara yang kami lakukan sehabis observasi di salah satu kelas, tepatnya kelas VII SMP St. Thomas 4. Begitu juga dengan teman-teman sekelompok saya sangat bersemangat delam melakukan observasi.
ü  Selama proses observasi kami memperhatikan setiap siswa yang sedang belajar dengan metode e-learning. Setelah itu kami bertanya kepada siswa bagaimana motivasi mereka dalam proses pembelajaran e-learning tersebut. Disamping hal itu kami juga betanya hal-hal apa saja yang sering menjadi penghambat proses pembelajaran e-learning tersebut.
ü  Perencanaan proses observasi sudah kami persiapkan jauh hari sebelum hari observasi. Banyak kendala yang kami hadapi dalam mencari sekolah yang menggunakan proses belajar e-learning. Salah satunya adalah menemukan sekolah yang cocok dengan tujuan observasi kami. Tinjauan observasi ke beberapa sekolah sudah dilakukan dengan berbagai macam penolakan. sampai akhirnya kami memutuskan untuk melakukan observasi di SMP St. Thomas 4 tanpa penolakan. Surat permohonan izin adalah  syarat awal untuk kami boleh melakkukkan observasi. Kemudian kami melakukan diskusi untuk  hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan ini. Demikian juga dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat, baik untuk guru, kepala sekolah dan siswa.
ü  Selanjutnya kami membagi tugas antar anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas masing-masing selama melakukan observasi. Dan pada akhirnya, kegiatan observasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah kami susun sebelumnya.  

v  Evasari Putri M. (12-119)
ü  Melakukan kegiatan observasi bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa baru. Hal ini menjadi sebuat tantangan sekaligus pengalaman dalam mengikuti materi perkuliahan. Sangat disenangkan sekali kami dapat melakukan hal ini dengan baik dengan hasil yang baik pula. Kerjasama sangat dibutuhkan dalam melakukan observasi. Maka dari itu, sebelumnya kami melakukan pembagian tugas namun tetap mengarah pada satu tujuan, yaitu proses pembelajaran e-learning.
ü  Kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa baru dalam memasuki dunia psikologi selanjutnya. Hal ini saya anggap sebagai perkenalan dengan dunia psikologi pendidikan yang nyata karena saya dapat mempraktekannya secara langsung. Salah satu hal menarik pada saat kami memperkenalkan diri sebagai mahasiswi psikologi di depan kelas adalah, seisi kelas merespon dengan kata “waaw” hal yang membuat saya kekeh sekaligus bangga. Demikian halnya juga dengan respon staf pengajar yang surprised akan identitas kami.
ü  Perencanaan observasi oleh kelompok dirancang sebelum melakukan observasi. Pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk memenuhi sasaran dan tujuan dari kegiatan observasi ini sendiri. Guru dan murid bersifat responsive terhadap pertanyaan  yang kami ajukan, sehingga informasi yang kami terima lebih dari yang kami harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar